Banner
free hotspot2
Login Member
Username:
Password :
Statistik

Total Hits : 1379181
Pengunjung : 276261
Hari ini : 2
Hits hari ini : 2
Member Online : 14
IP : 172.70.126.200
Proxy : -
Browser : Gecko Mozilla
:: Kontak Admin ::

lung_comp    
Agenda
24 April 2024
M
S
S
R
K
J
S
31
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

KNIU Kemdikbud Selenggarakan Workshop Pendidikan Keanekaragaman Hayati

Tanggal : 08/28/2013, 12:39:31, dibaca 408 kali.

Jakarta --- Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) bekerja sama dengan UNESCO Jakarta menyelenggarakan workshop nasional dengan tema “Introducing Multiple Perspective Approaches to Biodiversity” atau menyosialisasikan pendidikan dan kecakapan dalam pendekatan pengajaran “Keanekaragaman Hayati”. Workshop tersebut diikuti guru-guru dari 30 sekolah se-Indonesia yang tergabung dalam program Association Schools Project networking (ASPnet).

“Di workshop ini mereka diberikan keterampilan-keterampilan. Materinya juga ada dari teman kita dari UNESCO Paris. Sangat detil. Misalnya ada gender perspective, human rights perspective,” ujar Ketua Harian KNIU yang juga pengamat pendidikan, Arief Rachman, usai pembukaan workshop di Hotel Park, Jakarta Timur, (26/8).

Arief Rachman menjelaskan, total sekolah yang tergabung dalam ASPnet mencapai 8.000 sekolah di Indonesia. Berbagai pelatihan dan workshop diberikan secara bergantian kepada mereka. Sekolah-sekolah yang masuk dalam jejaring ASPnet memiliki satu kewajiban, yaitu harus memberikan penataran kepada sepuluh sekolah lain di luar jejaring ASPnet mengenai materi pelatihan yang telah mereka terima. “Jadi terjadi daya tular,” kata Arief.

Koordinator ASPnet, Hasnah Ghasim, dalam sambutan pembukaannya mengatakan, workshop nasional ini akan berlangsung selama tiga hari, yaitu pada 26-28 Agustus 2013. Peserta workshop akan mempelajari berbagai materi dari para ahli. Misalnya tentang delapan pendekatan perspektif dalam “Keanekaragaman Hayati” dari Bernard Combs, UNESCO Paris, atau mengenai Education for Sustainable Development dari  Torvald Jacobsson, University of Lund, Swedia.

Sementara dalam sambutannya yang disampaikan melalui Arief Rachman, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan bidang Pendidikan (Wamendik) Musliar Kasim mengatakan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang kaya. Karena itu seluruh masyarakat Indonesia perlu melestarikannya, terutama melalui pendidikan. Workshop ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan kepada guru dalam rangka mengajarkan pentingnya pendidikan keanekaragaman hayati dan bagaimana cara mengurangi “loss of biodiversity” kepada peserta didiki di sekolah. Hal ini dinilai penting karena peserta didik diharapkan mampu menghadapi masalah dan tantangan yang akan dihadapi pada abad ke-21, terutama untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan etika pada program pendidikan dalam pelestarian keanekaragaman hayati.



Kembali ke Atas


Berita Lainnya :
 Silahkan Isi Komentar dari tulisan berita diatas
Nama
E-mail
Komentar

Kode Verifikasi
                

Komentar :


   Kembali ke Atas